Sabtu, 02 Juli 2011


Berlaku Jujur Dianggap Sebagai Tindakan Kejahatan.
Saat ini banyak sekali manusia-manusia yang sudah tidak berpegang lagi pada pentingnya arti sebuah kejujuran, manusia sekarang hanya berpatokan pada perut dan kenyataan yang harus dihadapi. Kejujuran bukan lagi sebuah hal yang harus dijunjung tinggi dalam sikap, tindakan dan omongan sehari-hari. Bahkan beberapa orang ada yang beranggapan bahwa berbohong untuk kebaikan itu dibolehkan, entah dibolehkan oleh siapa.
Padahal telinga kita merasa tak asing mendengar kata-kata bijak, ”Katakanlah suatu kebenaran walaupun menyakitkan.” Terkadang seseorang berbohong karena suatu kepentingan. Namun, disadari atau tidak, pada saat ia melakukan suatu kebohongan, maka kecemasan akan datang menghantuinya. Cemas apabila kebohongannya terbongkar. Cemas apabila orang akan mencelanya sebagai seorang pembohong dan beragam kecemasan lainnya.
Rasululah SAW bersabda, ”Sesungguhnya kejujuran menuntun kepada kebaikan. Kebaikan menuntun kepada jalan menuju surga. Apabila seseorang berlaku jujur dan konsisten dengannya, maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang jujur. Sesungguhnya kebohongan menuntun kepada keburukan dan keburukan menuntun kepada jalan menuju api neraka. Apabila seseorang berbohong, maka Allah akan mencatatnya sebagai pembohong.” (HR Bukhari).
Sesuatu yang besar dimulai dari sesuatu yang kecil. Seseorang yang awalnya terpaksa berbohong, namun bila ia melakukannya terus-menerus, maka hal itu akan melekat pada dirinya dan menjadi tabiat hidupnya. Inilah yang harus diwaspadai.
Sesungguhnya kebohongan hanya membawa pelakunya kepada banyak permasalahan.
Seorang ulama menegaskan bahwa ada beberapa faktor yang dapat membantu kita dalam mencoba meraih kejujuran:
Pertama: akal yang wajib memandang buruk kedustaan, apalagi jika kedustaan itu sama sekali tidak mendatangkan kemanfaatan dan tidak mencegah bahaya.
Kedua: agama dan syariat yang memerintahkan untuk mengikuti kebenaran dan kejujuran serta memperingatkan bahaya kedustaan.
Ketiga: kedewasaan diri kita yang menjadi salah satu faktor pencegah kedustaan dan kekuatan pendorong menuju kebenaran.
Keempat: memperoleh kepercayaan dan penghargaan masyarakat. Ada sebuah kata mutiara: “Jadikanlah kebenaran (al Haq) sebagai tempat kembalimu (rujukanmu), kejujuran sebagai tempat keberangkatanmu, sebab kebenaran adalah penolong paling kuat dan kejujuran adalah pendamping paling utama.”maka jujurlah kamu dalam hal berbuat dan bertindak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar